Minggu, 24 Juli 2011

God Bless Membius Penonton Java Rockin'Land 2011



Grup band legendaris Indonesia, God Bless, berhasil membius ribuan penonton Java Rockin'Land di Pantai Karnaval, Ancol, Sabtu (23/7) malam. Dalam aksi panggungnya tersebut, God Bless untuk kali pertama sejak 28 tahun melantunkan kembali lagu Cermin ke hadapan para penggemarnya.

''Lagu ini terakhir kali kita bawakan pada 1983. Ini spesial buat Anda semua yang ada di sini,'' kata Ahmad Albar, vokalis God Bless, saat tampil di atas Gudang Garam Intermusic Stage.

Saat manggung, God Bless hadir dengan membawa formasi Ahmad Albar sebagai vokalis. Lalu ada Ian Antono (gitar), Donny Fattah Gagola (bass), Yaya Moektio (drums) serta Abadi Soesman (keyboard).

Sementara itu untuk lagu Cermin, lagu tersebut menjadi salah satu singel yang terselip di album kedua God Bless dengan judul yang sama seperti singelnya. Album tersebut disebut-sebut sebagai album yang kaya estetika secara musikalitas, namun kurang mendapat respons besar secara penjualan.

Dalam sebuah artikel di laman wikipedia diklaim bahwa album Cermin ini hadir sebagai karya yang melawan arus industri musik saat itu. Benang merah musik yang mereka usung ketika itu adalah rock progresif.

Sebagai momentum pertama, God Bless juga mengemas lagu Cermin ini secara eksploratif. Mereka juga tampil dengan sokongan choir yang berjumlah 16 pieces. Meski masih terlihat gahar secara musikalitas, namun usia para personelnya yang telah melampaui separuh abad tetap menjadi salah satu kendala untuk menghibur di atas panggung.

Selain Cermin, God Bless juga menghadirkan salah satu karya dari proyek Gong 2000 berjudul Bara Timur. Saat membawakan lagu ini, God Bless memboyong seniman asal Bali, I Gusti Kompyang Raka. Kolaborasi ini diperkaya juga dengan aksi tari barong Bali. Secara penampilan, kolaborasi etnik ini kian mempertegas bahwa God Bless masih tetap mengakar karya-karyanya pada kearifan budaya lokal.

Selain kedua karya masterpieces tersebut, God Bless juga menghadirkan lagu-lagu terbaiknya seperti Semut Hitam, Panggung Sandiwara, Syair Kehidupan, hingga "N.A.T.O. (No Action Talk Only)". Lagu terakhir ini merupakan salah satu repertoar yang ada di album terbaru God Bless, 36th, yang dirilis tiga tahun silam.

Magnet Reunifikasi Cranberries



Suara koor massal dari ribuan penonton melantun bersama di tengah semilir angin malam yang terasa mengigit tulang. ...In your head, in your head, zombie, zombie, zombie...

Lantunan massal itu melafalkan sepenggal refrain dari lagu Zombie milik grup band The Cranberries. Ya, grup rock asal Irlandia yang dimotori oleh Dolores O'Riordan (vokal), Noel Hogan (gitar), Mike Hogan (bass), dan Fergal Lawler (drum) itu telah membuhulkan sihirnya ke hadapan ribuan penggemarnya yang memadati Pantai Carnaval Ancol, Jakarta, Sabtu (23/7) malam hingga Ahad (24/7) dinihari WIB.

Malam itu, Cranberries menjadi magnet yang dinanti dari perhelatan Java Rockin'Land 2011. Penampilan Dolores dkk itu menjadi istimewa. Konsernya di Jakarta kali ini menjadi buah dari ikhtiar hasil islah mereka setelah terpisah enam tahun lamanya. Dalam 'bahasa kerennya', konser Cranberries di Jakarta malam itu menjadi rangkaian tur reunifikasi Cranberries.

Zombie hanyalah satu dari sekitar 19 lagu yang dilantunkan oleh personel Cranberries di atas Gudang Garam Intermusic Stage -- salah satu panggung utama pada gelaran Java Rockin'Land 2011. Sambutan yang begitu bergemuruh dari para penonton terhadap lagu Zombie ini bisa dimahfumi. Lagu yang terselip dari album kedua Cranberries, “No Need to Argue” (1994), ini adalah salah satu singel yang telah melambungkan nama mereka ke peta industri musik dunia. Mereka dikenal melampaui batas negaranya sebagai pengusung aliran alternatif rock.

Meski liriknya berisi refleksi terhadap perang yang melanda Irlandia pada abad ke-20, namun para pemujanya tak pernah galau untuk melantunkan Zombie. Zombie di sini dapat diartikan sebagai hujatan terhadap para pelaku dari peristiwa bersejarah di negara mereka, The Troubles. The Troubles ini merupakan periode konflik etno-politik yang terjadi di Irlandia Utara sejak 1969 dan baru berakhir setelah 29 tahun kemudian.

Saat melantunkan Zombie, Dolores juga mempertontonkan kepiawaiannya memainkan instrumen gitar. Ia tak alpa pula untuk berjingkrakan dan mengitari panggung. Meski usia telah menggerusnya, namun vokalis kelahiran 6 September 1971 itu tetap terlihat powerfull untuk menghibur para pemujanya.

Untuk konsernya kali ini, ada sedikit hal yang berbeda dari aksi panggung Cranberries, khususnya Dolores. Di era 1990-an -- ketika lagu Zombie itu tengah booming -- perempuan bernama lengkap Dolores Mary Eileen O'Riordan ini lebih percaya diri dengan penampilan rambut cepak dan warna rambutnya yang dicat kekuningan.

Tapi dalam konser reunifikasinya kali ini, rambut Dolores sudah terlihat berbeda. Rambutnya terlihat sedikit memanjang sampai batas leher dengan warna hitam. Sedangkan ciri khas lainnya, seperti sepatu boot, masih tetap ia kenakan ketika tampil di atas panggung.

Menyaksikan Cranberries rasanya wajar jika perhatian lebih banyak tertuju pada sosok Dolores. Selain satu-satunya perempuan, karakter vokal Dolores juga menjadi ciri khas yang unik dari Cranberries. Sedangkan saat melantunkan singel Salvation, ia juga menyita perhatian ketika mengenakan topi ala suku Indian. Ia berlari ke setiap sudut panggung sambil mengajak para pemujanya untuk terus melantun bersamanya.

Selain membawakan Zombie, Cranberries juga menyuguhkan semua lagu hits mereka yang termaktub di lima album terdahulunya. Ada Linger yang menjadi singel hits dari debut album mereka, “Everybody Else Is Doing It, So Why Can't We?”.

Lalu, ada juga Ode to My Family, I Can't Be With You, Ridiculous Thoughts, dan Dreaming My Dreams yang mengisi album kedua. Selanjutnya lagi ada Salvation, Free to Decide, Analyse, Animal Instinct, Promises serta sebuah lagu berjudul Tomorrow yang menyisip di album terbaru Cranberries, Roses.