Kamis, 11 Oktober 2012

Bunda Anny, Dari Sosialita Menjadi Pengasuh Anak Jalanan



Kulitnya tampak putih terawat. Bola matanya berwarna biru berkat softlens yang ia benamkan. Penampilannya juga tak kalah memikat, buat kaum lelaki utamanya.

Melihatnya selintas, rasanya tak akan pernah percaya kalau perempuan ini memiliki ketertarikan yang besar untuk mengurusi nasib anak jalanan. Tapi delapan bulan sudah ia menekuninya.

Setiap Sabtu sore, di sekitaran Kota Tua Jakarta, perempuan ini bisa ditemukan. Ia mengaku, begitu menikmati sisi lain kehidupannya saat mengajar ratusan anak jalanan di pelataran parkir Kota Tua.

Perempuan berjiwa besar ini bernama Anny Kusuma Dewi. Anak jalanan yang diasuh menyapanya bunda. Tak heran jika kini ia lebih suka disapa Bunda Anny.

Embel-embel bunda boleh saja mengesankannya sudah tua. Tapi perempuan kelahiran Blitar, Jawa Timur, 34 tahun silam ini, rasanya masih terlalu hijau untuk dianggap tua. Jika Anda bersua wajah, kesan tua sekejap saja akan sirna.

''Dulu waktu baru punya anak, saya ingin sekali dipanggil ayah bunda. Tapi suami tidak setuju. Jadi kalau sekarang dipanggil bunda, saya merasa sangat senang,'' katanya.

Dari hasil pernikahannya dengan Didik Puguh Setiyono, Bunda Anny telah dianugerahkan tiga anak. Yang tertua berusia 15 tahun, bernama Mahendra Danny Setyoko. Berikutnya Wynna Dewi Melinda (13 tahun) dan Marcelino Danny Setyatmaja (7 tahun). ''Kalau yang ketiga itu bonus,'' candanya.

Soal kegemarannya mengajar anak jalanan, Bunda Anny bercerita. Awalnya muncul anggapan skeptis dari teman kongkow sesama sosialita. Anny dianggap tak akan mampu melakoninya. Hatinya terlecut, jiwanya termotivasi. ''Syukurlah ternyata saya bisa berjalan sampai sekarang mengajar anak-anak jalanan,'' ujarnya sambil melepaskan senyuman.

Sosialita? Ya, dahulu ia memang menjadi bagian dari lingkaran kaum sosialita Jakarta. Hampir tiap pekan ia habiskan waktunya secara percuma. Ia terbiasa membunuh waktu hanya dengan berarisan, ngopi di cafe atau pergi shopping ke mall. ''Kalau dulu dalam satu hari, saya sama teman-teman sosialita bisa pindah-pindah sampai tiga tempat,'' kenangnya.

Kini, sudah hampir dua tahun Bunda Anny memberi jarak kepada komunitas sosialitanya. Kebiasaan lamanya kini berubah. ''Sekarang saya menemukan kehidupan yang menarik dan penuh bobot,'' ujarnya.



Setiap Sabtu, Bunda Anny tak hanya seorang diri mengajar di emperan parkir Kota Tua. Lewat Yayasan Tri Kusuma Bangsa yang dipimpinnya, ia juga membuka diri menerima para volunteer yang ingin turutserta mengajar anak jalanan. Hingga kini, ia mendata, sudah ada sekitar 150 volunteer yang terlibat. Latar belakang profesi para volunteer itu juga cukup beragam.

Bunda Anny mengatakan, dalam tiap pekan memang tidak semua volunteer itu hadir. Ia menakar ada sekitar 20 volunteer saja. Mereka mengajar anak-anak jalanan dari usia balita hingga belia. Anak-anak jalanan itu dibagi ke dalam tiga kelompok.

Untuk kelompok Bintang berisikan anak-anak jalanan setingkat dengan pendidikan di play group atau TK. Lalu ada juga kelompok Bulan. Kelompok ini dihuni anak-anak yang sudah berada di kelas 1-3 SD. Berikutnya kelompok Matahari dengan anak-anak yang berada di kelas 4-6 SD.

Materi pengajaran yang diberikan adalah pengetahuan umum dan agama. Ada bahasa Inggris, bahasa Indonesia, matematika, menggambar hingga belajar mengaji. ''Semuanya kita lakukan secara gratis,'' katanya.

Lantas apa yang sebenarnya hendak dicari Bunda Anny dengan mendidik anak jalanan secara gratis? ''Saya ingin berbuat sesuatu buat sekeliling. Itu saja. Kebetulan mendidik anak-anak memang sudah menjadi keinginan saya sejak lama,'' ucapnya.

Lalu adakah sosok yang menginspirasinya menjadi seorang filantropis? Ia menyebut neneknya, Mbah Sarno Putri. Semasa ia kecil, ia melihat sang nenek selalu menyisihkan sebagian makanan kepada orang lain.

''Kebetulan beliau itu punya rumah makan dan setiap hari saya melihat nenek itu suka sekali memberi makan kepada orang. Itulah yang membuat saya tergerak untuk mengajar anak-anak jalanan,'' katanya.


Melihat Cinta lewat Senandung 'Sudirman Sujono'



Jika suatu nanti, kakekmu tlah pergi
Siapa yang akan menanam padi...?
Jika suatu nanti engkau telah dewasa...
Hijaukah tanah ini ?    
Suburkah tanah ini ? 
Masihkah tanah ini ?

Penggalan bait ini sebenarnya tak hanya sekedar menyampaikan sederet pertanyaan saja. Ada makna yang sejatinya hendak disiratkan. Berawal dari pertanyaan sederhana dari seorang kakek kepada cucunya.

Ah, tulisan ini tak ada maksud untuk menggurui, apalagi memprovokasi. Tulisan ini hanyalah ingin mengajak kita berefleksi barang sejenak tentang nasib petani kecil di negeri ini. Medium kritis yang hendak disajikan bukanlah lewat diskusi, melainkan melalui sebuah lagu.

Bait di atas merupakan sepenggal lirik dari lagu 'Sudirman Sujono - Dibawa Kemana Negeri Ini'. Lagu ini merupakan sekuel pertama dari empat karya yang dilahirkan oleh duo Nagasasra. Saya menyebutnya duo karena personelnya memang hanya ada dua, Mas Amin dan Pak Wahono.

Buat saya, lagu ini memiliki dua kekuatan besar. Pertama, terletak pada liriknya. Jika sudut pandangnya merujuk pada selera industri, saya yakin lagu yang disajikan oleh Nagasasra ini hanya akan menjadi tumpukan CD di meja para music director.

Padahal jika menyelami makna dari lagu ini, tetaplah ada cerita tentang cinta yang menyelinap. Tetapi cinta di sini bukanlah bermakna 'murahan' yang hanya sekedar bentuk pelampiasan nafsu para ABG. Tapi cinta yang hendak disajikan lewat lagu sekuel pertama Nagasasra ini pada dasarnya ingin mengajak kita menemukan makna dan hakikat cinta itu sendiri.

Kakek yang bercerita kepada cucunya hanyalah simbolisasi dari arti kecintaan yang sebenarnya. Tengoklah, betapa arifnya sang kakek yang mengajak cucunya makan di pematang sawah sambil bercerita. Jika berkaca pada masa kini, ini menjadi hal yang terasa absurd karena masih adakah anak-anak kecil yang saat ini mendapat cerita dari kakeknya di pematang sawah?

Lalu di penghujung cerita, sang kakek melemparkan sebuah pertanyaan mendasar. ''Jika suatu nanti, kakekmu tlah pergi/ Siapa yang akan menanam padi...?'' Bukankah ini satu pertanyaan yang menggelitik tentang kerisauan seorang petani tua terhadap kelanjutan masa depan profesinya?

Profesi? Ya, saya menyebut sang kakek telah menjadikan peran sebagai petani sebagai sebuah profesi. Karena dari membajak tanah hingga mengurus tanaman selama berbulan-bulan itulah maka periuk dapur keluarga sang kakek masih bisa terus berasap. Sekali lagi pertanyaan sang kakek ini, jika direnungi menjadi bentuk kecintaan akan profesi sebagai petani.

Bagi sang kakek, menjadi petani merupakan panggilan jiwa. Ia sadar, di saat tanah yang diolah bukanlah miliknya, ada rasa gundah yang menyelimuti hatinya. Tat kala tanah tak lagi subur maka di saat itu pula profesinya sebagai petani dipertaruhkan kelanjutannya.

Lalu kekuatan kedua dari lagu ini terdapat pada aransemen musiknya. Lagu yang beraroma ballad ini terasa sangat hidup ketika dimainkan secara akustik. Tentu, jika saat live menambahkan instrumentasi alat musik gesek, kekuatan lagu ini akan semakin mampu menusuk ke gendang telinga para pendengarnya.

Mas Amin mengakui jika dirinya cukup banyak terinspirasi dari musisi semacam Leo Kristi. Tetapi musik yang ia kemas sebenarnya bukanlah bentuk duplikasi mentah dari idolanya. Nagasara ternyata punya nyawa sendiri lewat alunan akustikannya yang ceria.

Senin, 27 Agustus 2012

Mau ke Planet Mars? Ini Dia Waktunya



Planet Mars merupakan salah satu objek langit yang bisa dilihat dengan mata telanjang di malam hari yang cerah. Setiap dua tahun sekali, Mars dan Bumi saling mendekati satu sama lain. Hal itu disebut dengan Opposition, yaitu saat Mars berada lebih dekat 55 juta km dari Bumi.
Waktu yang diperlukan bagi sebuah wahana untuk menempuh perjalanan dari Bumi ke Mars berkisar antara 150-300 hari tergantung pada kecepatan peluncuran, penyelarasan Bumi dan Mars, dan panjang jarak dari perjalanan tersebut untuk mencapai target.
Pesawat atau wahana pertama buatan manusia yang pergi ke Mars yaitu Marine 4 yang diluncurkan pada 28 November 1964 dan sampai di Mars pada 14 Juli 1965. Marine 4 berhasil mengambil 21 foto. Total waktu penerbangan adalah 228 hari
Kesuksesan tersebut diikuti oleh Marine 6 yang diluncurkan pada 25 Februari 1969 dan sampai di Mas tanggal 31 Juli 1969. Waktu penerbangan hanya 156 hari. Marine 7 juga berhasil sampai di Mars dengan waktu tempuh hanya 131 hari.
Marine 9 sebagai satelit pertama yang berhasil masuk ke orbit Mars diluncurkan pada 30 Mei 1971 dan sampai pada 13 November 1971 dengan waktu tempuh 167 hari.
Dari situlah perkiraan lamanya waktu tempuh ke Mars antara 150-300 hari. Namun ada juga yang bisa lebih lama dari 300 hari. Berikut ini contohnya:
1. Viking 1 (1976) = 335 hari
2. Viking 2 (1976) = 360 hari
3. Mars Reconnaissance Orbiter (2006) = 210 hari
4. Phoenix Lander (2008) = 295 hari
5. Curiosity Lander (2012) = 253 hari
Dikutip dari universetoday.com, dengan kecepatan roket 20 ribu km per jam maka lamanya waktu tempuh seharusnya bisa 115 hari. Tapi kenapa bisa sampai 1 tahun? Hal ini disebabkan tidak bisa menempuh garis lurus untuk menuju ke sana.
Bumi dan Mars yang mengorbit matahari selalu bergerak dan berpindah posisi. Sehingga wahana atau roket tersebut perlu mengikuti ke mana posisi planet tujuannya.
Kendala lainnya adalah bahan bakar. Dibutuhkan jumlah bahan bakar yang sangat banyak dan itu cukup menyulitkan. Karena itulah ilmuwan NASA menggunakan sebuah metode yang disebut dengan Hohmann Transfer Orbit atau Minimum Energy Transfer Orbit. Hal itu bertujuan untuk mengirim pesawat luar angkasa dari Bumi ke Mars dengan kebutuhan bahan bakar seminim mungkin. 
Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Walter Hohmann pada tahun 1925. Wahana yang diluncurkan akan mengrobit dengan lintasan yang lebih panjang dari pada lintasan Bumi mengelilingi Matahari untuk kemudian akan bertemu dengan orbit Mars di saat yang bersamaan. Hal itu tentunya bisa lebih cepat dan lebih hemat.
Saat ini para insinyur NASA juga tengah mengembangkan mesin roket yang lebih canggih untuk kegiatan eksplorasi planet yang lebih jauh lagi.

sumber: Republika Online

Kamis, 03 Mei 2012

Ini Alasan Remaja Dunia Kecanduan K-Pop


Sebelum boy band terkenal Super Junior (Suju) datang ke Indonesia, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang telah mengenal k-pop. K-pop merupakan sebutan untuk berbagai jenis musik yang datangnya dari Korea Selatan.

Jenis musik yang ditawarkan bermacam-macam, mulai dari pop, dance, elctropop, hip-hop, rock, R&B, juga electronic. Berawal dari musik dan film, menyebarnya demam kebudayaan Korea Selatan di seluruh dunia ini dikenal dengan sebutan Hallyu.

Pecinta atau penyuka musik K-pop, biasa di sebut K-popers atau K-pop lovers. Meskipun awalnya K-pop hanya ditujukan untuk pasar Asia, lama kelamaan musik ini malah mendunia.

Bahkan kiprah beberapa grup penyanyi papan atas dari negeri Ginseng seperti Super Junior, SNSD, Big Bang, Wonder Girls, dan 2NE1 telah sampai ke daratan Eropa.

Jika awalnya sedikit orang yang berani mengakui suka mendengarkan lagu-lagu Korea, kini tidak sedikit orang yang bahkan menggunakan kata-kata berbahasa Korea dasar, yang bisa didapatkan dari mendengarkan lagu korea maupun melihat drama korea.

Saat ini, dengan mudah kita bisa menemui remaja banyak menggunakan kata-kata seperti oppa-panggilan adik perempuan untuk kakak laki-laki, omo-ungkapan kasihan atau kekagetan yang biasa diucapkan oleh orang Korea, gomawo-ucapan terimakasih kepada sesama teman, ataupun annyeonghaseyo-sapaan seperti halo atau hai.


Berikut adalah sejumlah alasan yang membuat remaja dunia menyukai K-Pop:

* Musik Korea menawarkan aliran musik yang baru. Selain itu setiap beberapa bulan, perusahaan yang menangani boy band mengubah konsep bermusik dalam setiap album baru yang akan dikeluarkan.

* Musik yang telah diusung boy/girl band Korea di awal pengenalannya, juga bisa diubah tiba-tiba. Musik K-pop cenderung berani mengubah jenis musik pada debut album berikutnya tanpa banyak melewati hal yang rumit.

* Tidak seperti lirik lagu yang ditawarkan dari industri musik Barat yang banyak menceritakan mengenai seks dan gaya hidup kebarat-baratan, lirik lagu dalam musik k-pop masih cenderung sopan dan masih berisi mengenai janji dan kesetiaan, juga hal-hal yang berbau persahabatan.

* Dari segi make-up atau dandanan, tampilan wajah orang Asia yang umumnya bermata sipit, bisa ditampilkan dengan imaje/mata besar menjadi hal baru yang menyenangkan untuk dilihat.

* Di bidang fesyen atau gaya berpakaian, gaya berpakaian penyanyi Korea Selatan ini menawarkan gaya berpakaian yang unik. Tidak seperti gaya Harajuku yang terkenal di Jepang, namun tidak bisa diterapkan di Indonesia. Gaya Harajuku dari Jepang, cenderung terlalu ekstrim dan masih tidak wajar untuk di gunakan di Indonesia. Sedangkan gaya berpakaian yang dibawa dari negeri Ginseng, meskipun cenderung menggunakan pakaian berlapis, namun jauh lebih feminim dan inovatif.

* Musik k-pop juga umumnya menampilkan tarian yang rapih dan inovatif yang bisa diikuti. Sehingga tidak sedikit dari boy/girlband memiliki kekhasan tarian masing-masing. Contohnya tarian dalam lagu milik Super Junior berjudul ‘Sori-Sori,’ lagu milik f(x) berjudul ‘Nu ABO,’ dan lagu ‘Run Devil Run’ milik SNSD.

* Tidak hanya mengandalkan tampang ganteng dan cantik, artis-artis k-pop umumnya melewati waktu yang panjang, yang memang telah dipersiapkan sejak muda untuk menerima kesuksesannya saat ini.

* Karena memang dipilih untuk dipersiapkan jadi bintang, tidak heran penyanyi maupun bintang k-pop dibekali dengan berbagai macam keterampilan yang bisa mendukung karir masa depannya. Tidak heran mereka menjadi arti dengan banyak bakat.

* Selebihnya, tampilan wajah yang cantik dan ganteng bak manekin juga tidak terlepas dari kontribusi besar, yang menyebabkan k-pop sangat disukai. Terlepas dari hasil operasi plastik yang banyak dilekatkan dengan orang terkenal di Korea Selatan.

Sehingga tidak heran jika semua hal yang berhubungan dengan hallyu hari ini, sering kali menjadi trending topic pembicaraan di berbagai media sosial. Tidak hanya di tanah air tapi juga di seluruh dunia. Selebihnya, kesukaan terhadap aliran musik tertentu kembali kepada selera masing-masing orang. Apakah Anda salah satu pecinta k-pop?

Sumber: Republika.co.id

Ups, Terumbu Ternyata Bisa Gerah Loh...




Peneliti kelautan dari WHOI, Kristopher Karnauskas, mengatakan terumbu karang di kawasan ekuator Pasifik mengalami kegerahan. Beberapa kelompok terumbu karang memilih pindah ke beberapa pulau kecil yang sejuk.

"Pulau-pulau kecil di tengah lautan membantu terumbu karang mengatasi penurunan populasi akibat pemanasan global," ujar dia, "ini konsep yang indah."

Pemanasan global berdampak pada terumbu karang yang hidup di dasar lautan. Penelitian terbaru oleh Woods Hole Oceanographic Institution menunjukkan sebagian binatang ini memilih mengungsi.

Ketepatan ramalan Karnauskas bisa diuji pada salah satu daerah di tengah Samudra Pasifik. Kepulauan Gilbert di Kiribati, daerah yang dimaksud, merupakan daerah dengan kenaikan suhu yang relatif rendah dibandingkan tempat lain. Akibatnya, organisme seperti alga memilih pindah ke tempat sejuk ini. Terumbu karang mengikuti jejak alga. Kedua organisme ini bersimbiosis satu sama lain.

Uniknya, pengungsi bawah laut ini menempati lokasi kuburan terumbu karang yang mati akibat pemanasan global. "Seperti kolonisasi ulang daerah yang telah hancur," kata dia.

Terumbu karang merupakan binatang yang menjadi habitat tumbuhan kecil dan alga. Proses fotosintesis organisme penumpang ini menjadi sumber energi bagi terumbu karang. Ketika air laut berubah menjadi panas, terumbu karang akan melepaskan tumbuhan kecil dan alga. Proses ini disebut pemutihan (bleaching).

Republik Kiribati berada di daerah yang dilewati oleh arus bawah laut ekuatorial yang mengalir dari timur ke barat. Perhitungan oleh WHOI memperlihatkan bahwa pemanasan global menguatkan arus ini hingga 14 persen. Saat menghantam pulau, arus bawah laut menyeruak ke permukaan.

Lokasi kenaikan arus laut menjadi habitat yang nyaman bagi terumbu karang. "Tingkat kenaikan air laut mencapai 50 persen," ujar Karnauskas. Penelitian mengenai migrasi terumbu karang ini terbit di jurnal Nature Climate Change pada 30 April lalu.

Sumber: Tempo.co


Senin, 10 Oktober 2011

Ingat, Kiamat 12 Hari Lagi

Hi semua....Ini ada artikel ringan yang saya comot dari Tempointeraktif.com. Mau tahu tentang kiamat? Benarkah kiamat itu sudah semakin dekat. Yuk, simak artikel berikut ini....




Meski sudah dua kali salah, peramal kiamat asal California, Amerika Serikat, Harold Camping tetap pada keyakinannya bahwa "hari akhir" bakal terjadi pada 21 Oktober atau 12 hari lagi dari sekarang. 


Meski begitu, kata dia, orang-orang ingkar terhadap Tuhan tidak akan mengalami penderitaan lantaran dunia akan berakhir dengan cara tenang. “Pada saat itu seluruh dunia akan hancur,” kata lelaki 90 tahun ini, Ahad, 9 Oktober 2011, dalam khotbah yang disampaikan melalui Open Forum yang disiarkan jaringan Family Radio miliknya.

Sebelumnya Camping sudah dua kali salah meramalkan datangnya "hari kehancuran". Pertama pada 1994 dan terakhir pada 21 Mei lalu. Ketika itu ia sempat bersembunyi selama tiga hari setelah tidak terjadi apa-apa. Ia muncul dengan alasan proses kimat baru dimulai dan bakal berakhir pada 21 Oktober tahun ini. 

Berbeda dengan peringatan-peringatan sebelumnya, kali ini jadwal kiamat mutakhir tidak disertai spanduk, papan iklan, atau iklan di media seperti yang dilakukan sebelumnya, sejak Tuhan sudah memilih siapa saja yang bakal masuk surga pada 21 Mei lalu. Dia merasa tidak perlu lagi mengkampanyekan soal kiamat. 

Pastor dari aliran Kristen Evangelis ini sempat diserang stroke ringan awal Juni lalu saat berkhorbah di radio. Ia sempat dirawat di rumah sakit dan baru pulih awal bulan ini. Banyak orang menilai stroke itu sebagai azab dari Tuhan. 

Celah Regulasi yang Lemah


Cerita-cerita SMS Penyedot Pulsa (Bagian 3 dari tiga tulisan)

Maraknya kejahatan sedot pulsa melalui SMS dan modus penipuan serupa lainnya dinilai tak lepas dari regulasi yang masih memiliki celah sehingga dimanfaatkan oleh pelaku atau content provider untuk menjalankan aksinya. Celah itu, kata pakar telematika Ruby Alamsyah, ada di peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika.

Ruby mencontohkan, isi peraturan tersebut yang hanya melarang penarikan biaya saat proses registrasi. Akibatnya, penyedia konten SMS dengan seenaknya mengenakan biaya untuk SMS selanjutnya yang dikirim sesuka hati, meski kontennya tak lagi sesuai dengan isi penawaran kali pertama.

Peraturan juga tidak tegas meminta penyedia jasa layanan mempermudah proses unreg atau penghentian langganan layanan SMS. Akibatnya, masyarakat kerap kesulitan bila ingin berhenti berlangganan. Menurut Ruby, sistem registrasi nomor prabayar yang tidak diatur secara ketat dan rigid dalam peraturan menteri perlu diperhatikan.

Hal ini karena 93 persen pelanggan layanan telekomunikasi menggunakan sistem prabayar. "Saat ini, proses registrasi masih terlalu mudah sehingga seseorang bisa menggunakan identitas asal-asalan atau palsu," kata Ruby, Ahad (9/10). Akibatnya, pengguna nomor telepon dengan identitas palsu sulit terlacak.

Ditambah lagi, papar Ruby, sekarang penipuan melalui SMS semakin terorganisasi. Pelaku menggunakan SMS Server Gateway. Dengan teknologi tersebut, mereka bisa mengirimkan SMS pada banyak orang dengan bantuan mesin. Makanya, ketika pelanggan mencoba menelepon nomor yang tertera pada isi SMS penipuan itu, mereka tak akan mendapatkan jawaban.

Menurut Ruby, cara paling efektif untuk mencegah masalah ini adalah dari pelanggan sendiri. Masyarakat diingatkannya untuk tidak mudah terjebak dengan SMS dan layanan semacam itu. Dengan makin banyaknya orang yang tidak mudah tertipu, pelaku juga akan malas untuk mengirimkan SMS sedot pulsa.

Ruby pun meminta Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk lebih tegas terhadap para penyedia konten atau layanan nakal. BRTI memiliki kewenangan untuk menertibkan content provider. Selama ini, dia menilai, BRTI takut bila ketegasan mereka terhadap penyedia konten akan memengaruhi perkembangan industri kreatif di Indonesia. "BRTI tidak perlu takut, karena industri ini akan terus berjalan selama masih ada kreativitas."

Sekjen Asosiasi Penyedia Konten dan Layanan Telepon Seluler (Imoca) Ferrij Lumoring menegaskan, BRTI jangan segan-segan menindak penyedia konten yang tidak memegang etika. BRTI dimintanya proaktif mencari dan menemukan penyedia konten nakal. "Ulah mereka jangan dibiarkan," desaknya.

Ferrij mengakui, penipuan SMS dari tahun ke tahun terus berkembang. Bila dulu hanya berupa SMS nomor pendek (empat digit), misalnya 92XX atau 93XX, sekarang memakai teknologi UMB (USSD Menu Browser), misalnya, *567*77# atau *393*80# dan memakai WAP (URL). Akibatnya, pelanggan tidak mudah melakukan penghentian konten (unreg).

Untuk menertibkan pelanggaran hukum ini, Presiden Direktur PT Alpha Omega Wahan Nusantara Tjandra Tedja menambahkan, BRTI harus meningkatkan pengawasannya terhadap bisnis ini. Sanksi undang-undang yang diberlakukan dalam menjalankan bisnis ini telah jelas. BRTI sudah dibekali Peraturan Menteri (Permen) No 1/Per/M.Kominfo/01/2009 yang dikeluarkan pada 8 Januari 2009 lalu.

"Jadi, ada konsekuensi yang jelas bila bertindak nakal dalam menjalankan usaha," kata Tjandra. Tak hanya BRTI, Tjandra menyatakan, operator pun harus menindak tegas sejumlah penyedia konten nakal. Operator harus memutus kontrak penyedia konten karena melanggar perjanjian kerja sama. Penyedia konten tidak menyediakan produk yang sesuai dengan perjanjian awal dan justru merugikan masyarakat.

Tjandra mengakui, memang ada satu dua oknum content provider yang nakal. Dia mengatakan, ada etika yang harus dipatuhi penyedia konten, misalnya, keharusan menjual barang seperti yang telah dijanjikan kepada pelanggan. Penyedia konten tidak boleh mengelabui dan jangan mempersulit pelanggan. Pelanggan harus diberi kemudahan bila ingin berhenti berlangganan.

Komisioner BRTI Danrivanto Budhijanto mengatakan, BRTI maupun Kemenkominfo tidak memiliki peraturan khusus untuk mengatur etika bagi penyedia konten. Bahkan, hingga saat ini penyedia konten tidak wajib melaporkan keberadaannya kepada regulator. "Registrasi bagi penyedia konten sifatnya hanya sukarela atau tidak dipaksakan."

Ini terjadi karena regulator tidak pernah terpikir bisnis penyedia konten akan sangat berkembang seperti saat ini. Budhijanto menyebutkan, sekarang ada sekitar 2.000 penyedia konten. Namun, dia berpendapat, memperketat aturan tidak sepenuhnya benar, karena industri ini masih terus tumbuh dan terkait kelangsungan industri kreatif. (sumber: republika.co.id)