Cerita tentang SMS Penyedot Pulsa
(Bagian 1 dari tiga tulisan)
Siang hari sekitar dua bulan lalu, ponsel Nokia milik Devi Anggraini berbunyi. Satu SMS diterimanya. Namun, isinya bukan sapaan dari kawan ataupun keluarga, melainkan SMS berisi ucapan terima kasih karena telah menggunakan layanan Facebook dan diperpanjang untuk tiga hari ke depan.
Spontan keningnya berkerut. Seingatnya, ia tak pernah mendaftarkan diri untuk mengikuti satu layanan yang ditawarkan provider Flexi ini. Apalagi, ponselnya sudah sekitar lima bulan tidak terlalu aktif dipakainya. "Ya, saya cuekin saja karena saya tidak pernah merasa registrasi," katanya kepada Republika, Kamis (6/10).
Tetapi, SMS serupa diterimanya setiap pekan selama tiga kali berturut-turut. Kesal dan bertanya-tanya, perempuan asal Gresik, Jawa Timur, ini pun lantas mengecek sisa pulsanya. Ternyata, hal yang dianggap remeh ini berdampak pada jumlah pulsa yang dimilikinya.
Devi ingat betul sebelum SMS itu muncul, pulsa di ponselnya masih berkisar Rp 20 ribu. Setelah itu berkurang drastis hingga Rp 13 ribu. "HP itu jarang saya pakai. Kalaupun dipakai, saya tidak pernah menelepon hingga menghabiskan Rp 7.000 atau berkurang secepat itu. Sudah saya hitung-hitung," ujarnya yakin.
Artinya, setiap mendapatkan SMS itu pulsanya berkurang sekitar Rp 2.000. Memang, jumlah itu bukan angka yang besar. Tetapi, Devi mengaku kesal.
Dari situlah ia berinisiatif mengadukan kejadian ini ke call center provider tersebut. Cara untuk unregister pun diberitahukan. Tetapi, dicoba berkali-kali selalu gagal.
Anehnya, nomor tujuan untuk unregister tidak sama dengan nomor tujuan awal yang bernada memberitahukan telah mengikuti satu layanan. Waktu menerima SMS pertama kali, ada tujuh atau lima digit. Tetapi, saat hendak mengajukan unreg cuma empat digit.
Karena kesal, Devi kemudian menelepon call center lagi. Emosi pun sempat meledak. Ia tak mau tahu, persoalan pemotongan pulsa secara ilegal itu harus dihentikan. "Saya tidak pernah registrasi dan nggak mau pulsa saya kepotong untuk hal yang tidak saya lakukan," ujarnya waktu itu.
Barulah call center yang bersangkutan merespons lebih serius. Tapi, hingga kini belum ada kabar yang menyatakan nomornya sudah 'sehat' dari SMS yang menyedot pulsa itu. Ponselnya pun dibiarkan menganggur dan tak lagi dia gunakan.
Kasus SMS premium yang kerap dikeluhkan masyarakat ini beberapa hari terakhir meledak lagi. Ulah content provider yang secara sepihak memotong pulsa konsumen dinilai telah meresahkan, seperti yang dialami Devi tadi. Padahal ulah nakal penyedia jasa SMS itu termasuk perbuatan pidana.
Serupa tapi tak sama, kejadian seperti itu juga pernah dialami Astuti Ningsih yang pulsanya habis karena mengikuti kuis-kuis SMS yang muncul tanpa diundang. "Saya pakai XL dan pulsa sering habis karena kuis-kuis entah apa gitu. Padahal cuma sekali registrasi," katanya.
Meski cuma sekali mendaftar, nyatanya Astuti tak bisa keluar dari jeratan kuis itu. Awalnya, dia hanya berniat coba-coba dan tak terlalu mempersoalkan biaya pulsa. Tetapi, setelah SMS datang bertubi-tubi dan pulsanya terus berkurang Rp 2.000 per hari, barulah dia merasa dirugikan.
Apalagi, SMS sedot pulsa itu tetap saja datang meski ia sudah mencoba menghentikannya dengan mengirim pesan unreg. "Sudah di-unsub, di-unreg, eh nggak ilang-ilang. Pulsa tetap kesedot juga," ujarnya geram. Kecewa, ia lalu tak memakai lagi nomor ponselnya dan mengganti dengan nomor provider lain.
Brilianing Pratiwi mengalami modus sedot pulsa dengan berbagai gaya. Mulai dari SMS yang menawarkan alat elektronik, kupon, hingga SMS yang mengaku sebagai kekasih. Ia menceritakan, terakhir SMS sejenis itu diterimanya sekitar sepekan lalu. Isinya menawarkan barang elektronik dengan harga miring.
Karena tak tertarik, ia pun tak meresponsnya. SMS lainnya pun mampir ke ponselnya. Kali ini menawarkan kupon wisata. Lagi-lagi karena tidak tertarik, SMS itu diabaikan. Begitu pula SMS yang mengaku sebagai kekasihnya.
Tetapi, wanita yang biasa disapa Tiwi ini belakangan menyadari pulsanya selalu berkurang setiap mendapatkan SMS-SMS itu. Pulsanya memang tidak berkurang secara berkala setiap pekan atau bulan. Namun, dia juga bingung bagaimana cara menghindari SMS merugikan itu. SMS yang datang tanpa mendaftar lebih dahulu, bahkan meski sudah beberapa kali di-unreg.
Tiwi sudah beberapa kali mengadu pada provider Indosat yang dipakainya. "Katanya akan dibantu, tetapi sampai sekarang saya masih tetap mendapatkan SMS itu dan pulsa saya terus berkurang," tuturnya.
Kalau mau mengganti nomor ponsel, ia mengaku sayang. Yang dilakukannya kini hanya membiarkan pulsanya berkurang tanpa perlu mengisinya kembali.
Menurut Tiwi, SMS sedot pulsa ini tak hanya menimpanya. Teman-temannya pun memiliki kisah serupa. Seperti kebanyakan korban, awalnya mereka tak ambil pusing dan tidak menyadari pulsanya berkurang.
Bermula dari iseng mendaftar untuk ikut kuis SMS berhadiah gratis pulsa, Asmawati tidak menyangka layanan itu mirip jebakan. Bukannya pulsa yang didapat, malah dikirimi balik SMS berisi gosip-gosip selebriti secara beruntun yang menguras pulsanya. Setiap hari SMS lanjutan masuk lima sampai 10 kali yang dikenakan tarif Rp 1.000 per SMS.
Namun SMS-SMS mengganggu itu hanya datang jika pulsa ponsel terisi. Asmawati pun berkali-kali melakukan unreg ke nomor pengirim SMS, tapi tak pernah berhasil. Bertanya pada operator ponsel pun ia hanya diberi jawaban silakan lakukan unreg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar