Senin, 10 Oktober 2011

Ingat, Kiamat 12 Hari Lagi

Hi semua....Ini ada artikel ringan yang saya comot dari Tempointeraktif.com. Mau tahu tentang kiamat? Benarkah kiamat itu sudah semakin dekat. Yuk, simak artikel berikut ini....




Meski sudah dua kali salah, peramal kiamat asal California, Amerika Serikat, Harold Camping tetap pada keyakinannya bahwa "hari akhir" bakal terjadi pada 21 Oktober atau 12 hari lagi dari sekarang. 


Meski begitu, kata dia, orang-orang ingkar terhadap Tuhan tidak akan mengalami penderitaan lantaran dunia akan berakhir dengan cara tenang. “Pada saat itu seluruh dunia akan hancur,” kata lelaki 90 tahun ini, Ahad, 9 Oktober 2011, dalam khotbah yang disampaikan melalui Open Forum yang disiarkan jaringan Family Radio miliknya.

Sebelumnya Camping sudah dua kali salah meramalkan datangnya "hari kehancuran". Pertama pada 1994 dan terakhir pada 21 Mei lalu. Ketika itu ia sempat bersembunyi selama tiga hari setelah tidak terjadi apa-apa. Ia muncul dengan alasan proses kimat baru dimulai dan bakal berakhir pada 21 Oktober tahun ini. 

Berbeda dengan peringatan-peringatan sebelumnya, kali ini jadwal kiamat mutakhir tidak disertai spanduk, papan iklan, atau iklan di media seperti yang dilakukan sebelumnya, sejak Tuhan sudah memilih siapa saja yang bakal masuk surga pada 21 Mei lalu. Dia merasa tidak perlu lagi mengkampanyekan soal kiamat. 

Pastor dari aliran Kristen Evangelis ini sempat diserang stroke ringan awal Juni lalu saat berkhorbah di radio. Ia sempat dirawat di rumah sakit dan baru pulih awal bulan ini. Banyak orang menilai stroke itu sebagai azab dari Tuhan. 

Celah Regulasi yang Lemah


Cerita-cerita SMS Penyedot Pulsa (Bagian 3 dari tiga tulisan)

Maraknya kejahatan sedot pulsa melalui SMS dan modus penipuan serupa lainnya dinilai tak lepas dari regulasi yang masih memiliki celah sehingga dimanfaatkan oleh pelaku atau content provider untuk menjalankan aksinya. Celah itu, kata pakar telematika Ruby Alamsyah, ada di peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika.

Ruby mencontohkan, isi peraturan tersebut yang hanya melarang penarikan biaya saat proses registrasi. Akibatnya, penyedia konten SMS dengan seenaknya mengenakan biaya untuk SMS selanjutnya yang dikirim sesuka hati, meski kontennya tak lagi sesuai dengan isi penawaran kali pertama.

Peraturan juga tidak tegas meminta penyedia jasa layanan mempermudah proses unreg atau penghentian langganan layanan SMS. Akibatnya, masyarakat kerap kesulitan bila ingin berhenti berlangganan. Menurut Ruby, sistem registrasi nomor prabayar yang tidak diatur secara ketat dan rigid dalam peraturan menteri perlu diperhatikan.

Hal ini karena 93 persen pelanggan layanan telekomunikasi menggunakan sistem prabayar. "Saat ini, proses registrasi masih terlalu mudah sehingga seseorang bisa menggunakan identitas asal-asalan atau palsu," kata Ruby, Ahad (9/10). Akibatnya, pengguna nomor telepon dengan identitas palsu sulit terlacak.

Ditambah lagi, papar Ruby, sekarang penipuan melalui SMS semakin terorganisasi. Pelaku menggunakan SMS Server Gateway. Dengan teknologi tersebut, mereka bisa mengirimkan SMS pada banyak orang dengan bantuan mesin. Makanya, ketika pelanggan mencoba menelepon nomor yang tertera pada isi SMS penipuan itu, mereka tak akan mendapatkan jawaban.

Menurut Ruby, cara paling efektif untuk mencegah masalah ini adalah dari pelanggan sendiri. Masyarakat diingatkannya untuk tidak mudah terjebak dengan SMS dan layanan semacam itu. Dengan makin banyaknya orang yang tidak mudah tertipu, pelaku juga akan malas untuk mengirimkan SMS sedot pulsa.

Ruby pun meminta Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk lebih tegas terhadap para penyedia konten atau layanan nakal. BRTI memiliki kewenangan untuk menertibkan content provider. Selama ini, dia menilai, BRTI takut bila ketegasan mereka terhadap penyedia konten akan memengaruhi perkembangan industri kreatif di Indonesia. "BRTI tidak perlu takut, karena industri ini akan terus berjalan selama masih ada kreativitas."

Sekjen Asosiasi Penyedia Konten dan Layanan Telepon Seluler (Imoca) Ferrij Lumoring menegaskan, BRTI jangan segan-segan menindak penyedia konten yang tidak memegang etika. BRTI dimintanya proaktif mencari dan menemukan penyedia konten nakal. "Ulah mereka jangan dibiarkan," desaknya.

Ferrij mengakui, penipuan SMS dari tahun ke tahun terus berkembang. Bila dulu hanya berupa SMS nomor pendek (empat digit), misalnya 92XX atau 93XX, sekarang memakai teknologi UMB (USSD Menu Browser), misalnya, *567*77# atau *393*80# dan memakai WAP (URL). Akibatnya, pelanggan tidak mudah melakukan penghentian konten (unreg).

Untuk menertibkan pelanggaran hukum ini, Presiden Direktur PT Alpha Omega Wahan Nusantara Tjandra Tedja menambahkan, BRTI harus meningkatkan pengawasannya terhadap bisnis ini. Sanksi undang-undang yang diberlakukan dalam menjalankan bisnis ini telah jelas. BRTI sudah dibekali Peraturan Menteri (Permen) No 1/Per/M.Kominfo/01/2009 yang dikeluarkan pada 8 Januari 2009 lalu.

"Jadi, ada konsekuensi yang jelas bila bertindak nakal dalam menjalankan usaha," kata Tjandra. Tak hanya BRTI, Tjandra menyatakan, operator pun harus menindak tegas sejumlah penyedia konten nakal. Operator harus memutus kontrak penyedia konten karena melanggar perjanjian kerja sama. Penyedia konten tidak menyediakan produk yang sesuai dengan perjanjian awal dan justru merugikan masyarakat.

Tjandra mengakui, memang ada satu dua oknum content provider yang nakal. Dia mengatakan, ada etika yang harus dipatuhi penyedia konten, misalnya, keharusan menjual barang seperti yang telah dijanjikan kepada pelanggan. Penyedia konten tidak boleh mengelabui dan jangan mempersulit pelanggan. Pelanggan harus diberi kemudahan bila ingin berhenti berlangganan.

Komisioner BRTI Danrivanto Budhijanto mengatakan, BRTI maupun Kemenkominfo tidak memiliki peraturan khusus untuk mengatur etika bagi penyedia konten. Bahkan, hingga saat ini penyedia konten tidak wajib melaporkan keberadaannya kepada regulator. "Registrasi bagi penyedia konten sifatnya hanya sukarela atau tidak dipaksakan."

Ini terjadi karena regulator tidak pernah terpikir bisnis penyedia konten akan sangat berkembang seperti saat ini. Budhijanto menyebutkan, sekarang ada sekitar 2.000 penyedia konten. Namun, dia berpendapat, memperketat aturan tidak sepenuhnya benar, karena industri ini masih terus tumbuh dan terkait kelangsungan industri kreatif. (sumber: republika.co.id)

Ramai-Ramai Bantah Rugikan Pelanggan




SMS Penyedot Pulsa (Bagian 2 dari tiga tulisan)

Operator telepon seluler maupun content provider yang memasok SMS premium ramai-ramai membantah keterlibatan mereka dalam aksi sedot pulsa. Mereka tak mau ikut terseret masalah yang belakangan ini marak diberitakan di media massa.

Sekalipun, Kementerian Komunikasi dan Informatika jelas telah memperoleh 9.000 laporan dari masyarakat soal sedot pulsa atau penipuan melalui SMS. Aduan itu mereka sampaikan melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sejak Juli 2011 lalu.

Operator ponsel yang bekerja sama dengan content provider bahkan mengklaim mereka kini mempunyai cara ampuh menangkal segala macam modus penipuan lewat saluran ponsel. Termasuk, langkah memperbarui teknologi seiring semakin barunya modus  pelaku menjerat korban.

Head of Corporate Communication Indosat Djarot Handoko mengatakan, modus penipuan dengan layanan SMS premium sudah lama terjadi. Tetapi, caranya selalu berubah. "Kalau diperhatikan, caranya semakin apik dan canggih," katanya kepada Republika, Jumat (7/10).

Indosat, kata Djarot, memiliki mekanisme pencegahan sehingga tak merugikan pelanggannya. Strategi ini juga sanggup menangkap praktik penipuan yang memanfaatkan layanan SMS dengan berbagai modus. Menurutnya, keluhan pelanggan yang dialamatkan kepada pihaknya selalu ditanggapi dan ditindaklanjuti.

Sejauh ini, keluhan yang masuk ke Indosat telah menyusut 400 persen setelah diterapkannya mekanisme baru. Persentase itu selalu diperbarui setiap dua pekan sekali sehingga grafik keluhan dan perbaikan bisa terlihat dan ditindaklanjuti. Dalam jangka pendek, sebut Djarot, Indosat menerapkan reminder ke pelanggan ring back tone (RBT) yang akan melanjutkan layanan dengan info 'how to unreg'.

Ada pula perubahan mekanisme dengan selalu mengonfirmasi ulang bagi layanan yang diakses melalui UMB, WAP, dan SMS. Ada juga rencana jangka pendek untuk meniadakan auto registrasi melalui UMB ataupun WAP, setiap notifikasi konfirmasi ulang selalu disertai informasi 'how to unreg', dan rekonsiliasi data antara Indosat dan content provider.

Djarot menyatakan, rencana jangka pendek itu sudah dikerjakan semua. Kini tinggal rencana menengah dan jangka panjang yang masih diproses dan mungkin baru pekan depan bisa diwujudkan. Indosat akan menerapkan WAP landing page untuk konfirmasi terakhir jika pelanggan akan berlangganan layanan konten dan single short code untuk unreg.

Rencana jangka panjang yang mulai dilaksanakan pada 2012, Indosat akan berkonsentrasi pada pull service, bukan push berlangganan. Landing page reconfirmation, no auto registration, dan reconcile all data with content provider, diyakininya bisa mengurangi keluhan pelanggan. ''Prosedur penanganan keluhan pun terus disempurnakan,'' papar Djarot.

Sementara itu, GM Corporate Communication Telkomsel Ricardo Indra meyakinkan, mekanisme kebijakan yang diterapkan Telkomsel cukup kuat mencegah kerugian pelanggan. ''Telkomsel memiliki mekanisme kebijakan internal untuk mencegah hilangnya pulsa pelanggan akibat layanan konten,'' kata Ricardo.

Caranya, dengan menyeleksi mitra content provider yang menawarkan layanan konten tertentu. Telkomsel, kata Ricardo, mensyaratkan content provider harus dapat menyajikan informasi perihal layanan kontennya secara transparan dan jelas kepada pelanggan. Mekanisme unreg alias berhenti berlangganan juga dipermudah dengan hanya satu kali klik dibandingkan cara berlangganan yang mesti dua kali klik.

Bagi pelanggan yang mengetik unreg, off, atau stop, ataupun terminologi yang mengandung arti berhenti, maka Telkomsel akan menghentikan pengiriman konten layanan tersebut. Ricardo menegaskan, jika terbukti ada pelanggaran oleh content provider, Telkomsel tak segan menjatuhkan sanksi sesuai tingkat pelanggarannya. Sanksi terberat adalah pemutusan hubungan kerja.

Pemerintah sejauh ini belum menjatuhkan sanksi apa pun kepada operator ataupun content provider. Menkominfo Tifatul Sembiring baru sebatas mengancam memberikan sanksi dengan alasan mereka membantah terlibat sedot pulsa. Dalam pertemuan dengan Menkominfo Rabu (5/10) lalu, para operator menyanggah jika SMS nakal itu bagian dari bisnis mereka. "Para operator menjamin itu bukan bagian dari bisnisnya," ungkap Tifatul.

Tifatul telah mengingatkan operator untuk menyetop layanan yang dicurigai menyedot pulsa pelanggan. Dalam pertemuan itu juga diketahui layanan penyedot pulsa bernomor empat karakter. "ABCD saya sebut begitu. Kalau 08XXXXX yang panjang itu bisanya menipu," jelas Tifatul.

Salah satu perusahaan content provider yang telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena dicurigai melakukan praktik sedot pulsa, PT Colibri Network, juga membantah telah melakukan penipuan. Pemilik konten SMS premium dengan nomor *933*33# ini malah balik mengancam akan menuntut pelapor. ''Kami akan melakukan upaya hukum baik pidana atau perdata kepada semua pihak yang merugikan perusahaan,'' ancam kuasa hukum PT Colibri Tri Novanto.

PT Colibri dilaporkan oleh Mochamad Feri Kuntoro karena SMS premium yang ditawarkan dianggap telah menyedot pulsanya. Langganan SMS inipun sulit dihentikan meski Feri telah berulang kali melakukan unreg. Feri juga telah mendatangi layanan pelanggan operator ponselnya, tapi hasilnya tetap nihil.

Menurut Tri, layanan SMS premium kliennya memang bekerja sama dengan beberapa operator ponsel. Dia mengklaim segala sesuatu yang terdapat dalam layanan SMS telah diinformasikan jelas kepada para pelanggan. Laporan Feri dianggapnya mengada-ada dan telah mencemarkan nama baik perusahaan.

Berkedok Kuis dan Penawaran Jasa Layanan


Cerita tentang SMS Penyedot Pulsa 
(Bagian 1 dari tiga tulisan)

Siang hari sekitar dua bulan lalu, ponsel Nokia milik Devi Anggraini berbunyi. Satu SMS diterimanya. Namun, isinya bukan sapaan dari kawan ataupun keluarga, melainkan SMS berisi ucapan terima kasih karena telah menggunakan layanan Facebook dan diperpanjang untuk tiga hari ke depan.

Spontan keningnya berkerut. Seingatnya, ia tak pernah mendaftarkan diri untuk mengikuti satu layanan yang ditawarkan provider Flexi ini. Apalagi, ponselnya sudah sekitar lima bulan tidak terlalu aktif dipakainya. "Ya, saya cuekin saja karena saya tidak pernah merasa registrasi," katanya kepada Republika, Kamis (6/10).

Tetapi, SMS serupa diterimanya setiap pekan selama tiga kali berturut-turut. Kesal dan bertanya-tanya, perempuan asal Gresik, Jawa Timur, ini pun lantas mengecek sisa pulsanya. Ternyata, hal yang dianggap remeh ini berdampak pada jumlah pulsa yang dimilikinya.

Devi ingat betul sebelum SMS itu muncul, pulsa di ponselnya masih berkisar Rp 20 ribu. Setelah itu berkurang drastis hingga Rp 13 ribu. "HP itu jarang saya pakai. Kalaupun dipakai, saya tidak pernah menelepon hingga menghabiskan Rp 7.000 atau berkurang secepat itu. Sudah saya hitung-hitung," ujarnya yakin.

Artinya, setiap mendapatkan SMS itu pulsanya berkurang sekitar Rp 2.000. Memang, jumlah itu bukan angka yang besar. Tetapi, Devi mengaku kesal.

Dari situlah ia berinisiatif mengadukan kejadian ini ke call center provider tersebut. Cara untuk unregister pun diberitahukan. Tetapi, dicoba berkali-kali selalu gagal.

Anehnya, nomor tujuan untuk unregister tidak sama dengan nomor tujuan awal yang bernada memberitahukan telah mengikuti satu layanan. Waktu menerima SMS pertama kali, ada tujuh atau lima digit. Tetapi, saat hendak mengajukan unreg cuma empat digit.

Karena kesal, Devi kemudian menelepon call center lagi. Emosi pun sempat meledak. Ia tak mau tahu, persoalan pemotongan pulsa secara ilegal itu harus dihentikan. "Saya tidak pernah registrasi dan nggak mau pulsa saya kepotong untuk hal yang tidak saya lakukan," ujarnya waktu itu.

Barulah call center yang bersangkutan merespons lebih serius. Tapi, hingga kini belum ada kabar yang menyatakan nomornya sudah 'sehat' dari SMS yang menyedot pulsa itu. Ponselnya pun dibiarkan menganggur dan tak lagi dia gunakan.

Kasus SMS premium yang kerap dikeluhkan masyarakat ini beberapa hari terakhir meledak lagi. Ulah content provider yang secara sepihak memotong pulsa konsumen dinilai telah meresahkan, seperti yang dialami Devi tadi. Padahal ulah nakal penyedia jasa SMS itu termasuk perbuatan pidana.

Serupa tapi tak sama, kejadian seperti itu juga pernah dialami Astuti Ningsih yang pulsanya habis karena mengikuti kuis-kuis SMS yang muncul tanpa diundang. "Saya pakai XL dan pulsa sering habis karena kuis-kuis entah apa gitu. Padahal cuma sekali registrasi," katanya.

Meski cuma sekali mendaftar, nyatanya Astuti tak bisa keluar dari jeratan kuis itu. Awalnya, dia hanya berniat coba-coba dan tak terlalu mempersoalkan biaya pulsa. Tetapi, setelah SMS datang bertubi-tubi dan pulsanya terus berkurang Rp 2.000 per hari, barulah dia merasa dirugikan.

Apalagi, SMS sedot pulsa itu tetap saja datang meski ia sudah mencoba menghentikannya dengan mengirim pesan unreg. "Sudah di-unsub, di-unreg, eh nggak ilang-ilang. Pulsa tetap kesedot juga," ujarnya geram. Kecewa, ia lalu tak memakai lagi nomor ponselnya dan mengganti dengan nomor provider lain.

Brilianing Pratiwi mengalami modus sedot pulsa dengan berbagai gaya. Mulai dari SMS yang menawarkan alat elektronik, kupon, hingga SMS yang mengaku sebagai kekasih. Ia menceritakan, terakhir SMS sejenis itu diterimanya sekitar sepekan lalu. Isinya menawarkan barang elektronik dengan harga miring.

Karena tak tertarik, ia pun tak meresponsnya. SMS lainnya pun mampir ke ponselnya. Kali ini menawarkan kupon wisata. Lagi-lagi karena tidak tertarik, SMS itu diabaikan. Begitu pula SMS yang mengaku sebagai kekasihnya.

Tetapi, wanita yang biasa disapa Tiwi ini belakangan menyadari pulsanya selalu berkurang setiap mendapatkan SMS-SMS itu. Pulsanya memang tidak berkurang secara berkala setiap pekan atau bulan. Namun, dia juga bingung bagaimana cara menghindari SMS merugikan itu. SMS yang datang tanpa mendaftar lebih dahulu, bahkan meski sudah beberapa kali di-unreg.

Tiwi sudah beberapa kali mengadu pada provider Indosat yang dipakainya. "Katanya akan dibantu, tetapi sampai sekarang saya masih tetap mendapatkan SMS itu dan pulsa saya terus berkurang," tuturnya.

Kalau mau mengganti nomor ponsel, ia mengaku sayang. Yang dilakukannya kini hanya membiarkan pulsanya berkurang tanpa perlu mengisinya kembali.

Menurut Tiwi, SMS sedot pulsa ini tak hanya menimpanya. Teman-temannya pun memiliki kisah serupa. Seperti kebanyakan korban, awalnya mereka tak ambil pusing dan tidak menyadari pulsanya berkurang.

Bermula dari iseng mendaftar untuk ikut kuis SMS berhadiah gratis pulsa, Asmawati tidak menyangka layanan itu mirip jebakan. Bukannya pulsa yang didapat, malah dikirimi balik SMS berisi gosip-gosip selebriti secara beruntun yang menguras pulsanya. Setiap hari SMS lanjutan masuk lima sampai 10 kali yang dikenakan tarif Rp 1.000 per SMS.

Namun SMS-SMS mengganggu itu hanya datang jika pulsa ponsel terisi. Asmawati pun berkali-kali melakukan unreg ke nomor pengirim SMS, tapi tak pernah berhasil. Bertanya pada operator ponsel pun ia hanya diberi jawaban silakan lakukan unreg.

Masjid Jami' Sungai Jambu, Rumah Allah Terbaik di Sumatra Barat

Sore baru saja menyambut langit Nagari Sungai Jambu. Dari dalam masjid, terdengar alunan ayat-ayat suci Alquran. Bukan orang tua sepuh yang tengah membacanya, tetapi lantunan yang terdengar syahdu itu keluar dari mulut anak-anak.  Mereka sebagian besar masih berstatus sebagai pelajar sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).


Mereka tampak begitu hidmat mengikuti setiap yang diberikan para pengajarnya. Meski sesekali ada yang terlihat bercanda sesama rekannya, namun anak-anak itu tetap berkonsentrasi. Ketika saatnya harus membaca, anak-anak itu langsung mengikuti teknik  irama membaca Alquran yang sedang diajarkan. Para pengajarnya adalah jebolan qari nasional dari Sumatra Barat.

Aktivitas keislaman itu merupakan rutinitas yang bisa dijumpai setiap Jumat sore di Masjid Jami' Sungai Jambu. Kegiatan tersebut menjadi aktivitas mingguan yang bisa dijumpai selepas shalat Jumat hingga waktu Ashar menjemput.

Masjid Jami' berada di kaki Gunung Merapi, Sumatra Barat. Secara wilayah, masjid ini berada di Jurong Sungai Jambu yang berada di Nagari Sungai Jambu, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar.

Dalam tambo Minangkabau, nagari ini termasuk salah satu yang tertua di bumi Minangkabau. Sebagai nagari yang sudah lama berdiri, begitu pula halnya dengan Masjid Jami' ini. Masjid ini awalnya telah dirintis pembangunannya pada 1918. Ketika itu atapnya masih beratap ijuk.

Namun, setelah pembangunan secara permanen yang mulai dilakukan pada 1988, masjid ini terus berbenah diri. Kucuran dana yang datang dari masyarakat perantau dan penduduk lokal ternyata tidak hanya digunakan untuk memperbaiki bangunan fisik masjid saja. Tapi berjalan seiring, masjid ini juga terus membenahi sistem manajemen maupun kegiatan yang ada di dalamnya.

Tak seperti kebanyakan masjid megah di Pulau Jawa, masjid itu cukup mampu memainkan perannya secara maksimal. Hampir semua kegiatan sosial kemasyarakatan juga banyak berpusat dari dalam masjid.

Menurut salah seorang pengurus Masjid Jami', Amlis Luis, maraknya kegiatan yang ada digelar masjid itu telah membawa berkah. Di pengujung September lalu, masjid ini telah dinobatkan sebagai masjid terbaik se-Sumatra Barat oleh Kementerian Agama (Kemenag) provinsi itu. Status sebagai masjid terbaik, tentu tidak datang begitu saja.

Setahun terakhir ini, kata Amlis, pengelola masjid mencoba menggiatkan berbagai macam aktivitas yang semuanya bermuara dari dalam Rumah Allah ini. Kegiatan mengajarkan teknik irama membaca Alquran yang diikuti oleh anak-anak kampung itu hanyalah satu dari sekian banyak kegiatan rutin yang lahir dari dalam Masjid Jami' Sungai Jambu ini.

''Alhamdullilah kegiatan-kegiatan seperti ini sudah mulai aktif sejak November setahun yang lalu. Banyak kegiatan yang kita lakukan dengan tujuan mendidik anak-anak kita agar cinta agamanya,'' kata Amlis  kepada Republika di Jakarta.

Menurut Amlis, di masjid itu juga digelar kegiatan Pondok Alquran. Kegiatan ini lebih banyak melibatkan anak-anak untuk dipersiapkan menjadi para mubaligh yang siap untuk tampil setiap Jumat. "Sejak 11 bulan yang lalu, sudah ada sekitar enam orang yang sudah siap tampil. Pesertanya adalah mereka yang sudah tingkat SMP hingga SMA," ungkapnya.

Selain itu,  ada lagi kegiatan kursus bahasa Arab dan bahasa Inggris. Lalu, untuk memperdalam kemampuan hafalan anak-anak kampung terhadap Alquran, di masjid itu juga diadakan kajian hafalan ayat-ayat suci. Sejauh ini, kata Amlis, sudah ada beberapa anak yang memiliki kemampuan untuk menghafal surah al-Baqarah hingga 80 ayat.

"Bahkan, untuk mereka yang masih TK, ada juga yang sudah bisa menghafal sampai 20 ayat," katanya.  Selain menyasar pendidikan dan pemahaman anak-anak terhadap agama, Masji Jami' juga berperan di bidang sosial dan kesehatan.  Secara rutin, masjid itu menggelar kegiatan bernama Balai Kesehatan Masjid (BKM).

Kegiatannya berupa pemeriksaan kesehatan jamaah masjid. Aktivitasnya dilakukan setiap Ahad. "Kita melakukan pemeriksaan ini tanpa biaya apa pun. Dokternya kita datangkan dari puskesmas terdekat," tutur Setrial dt Tankali, pengurus Masjid Jami' Sungai Jambu lainnya.

Masjid Jami' juga turut menopang kehidupan ekonomi jamaahnya. Masjid itu menjadi basis ekonomi keumatan. Masjid itu memiliki usaha dalam bentuk koperasi. Sejauh ini anggota yang tercatat baru ada 30 orang. "Tetapi, kami berharap jumlahnya masih bisa terus bertambah," kata Setrial.

Masjid itu juga mampu mengelola dana yang dihimpun dalam bentuk Badan Amil Zakat (BAZ). Dana ini dikumpulkan dalam bentuk zakat mal. Dalam setahun, masjid Jami' Sungai Jambu bisa dua kali  menggelar kegiatan menyantuni anak yatim-piatu. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada saat menyambut tahun ajaran baru sekolah dan saat menghadapi Lebaran.

"Masing-masing kami berikan Rp 300 ribu. Untuk kegiatan yang kemarin, kami menyantuninya kepada 27 anak yatim-piatu yang ada di sekitar masjid," jelas Setrial. Sementara itu, untuk memperkaya khasanah pengetahuan agama, masjid yang memiliki luas bangunan 600 meter persegi ini juga memiliki ruang pustaka.

"Kami menamakannya Pustaka Masjid," kata Amlis. "Saat ini sudah ada ratusan judul buku yang ada di dalam Pustaka Masjid." Untuk kegiatan rutin harian, Masjid Jami' juga melakukan tadarus Alquran. Kegiatan ini dilakukan setelah Maghrib sampai waktu shalat Isya.

 "Saat ini ada sekitar 40 orang yang rutin mengikuti tadarus Alquran ini. Alhamdulillah kegiatannya selalu bisa kami lakukan sehabis shalat Maghrib berjamaah." Lalu untuk menambah pengetahuan dan pemahaman agama bagi jamaah, Amlis mengatakan, pengurus masjid menggelar kegiatan ceramah di malam hari.

Untuk ceramah yang dilakukan setiap Rabu, kata Amlis, pengisinya berasal dari dalam kampung sendiri. Sedangkan untuk setiap Sabtu, kerap kali mendatangkan penceramah dari luar. Kegiatan ini juga berjalan seiring dengan aktivitas Lembaga Didikan Shubuh (LDS) dan kuliah Shubuh.

Program LDS, kata dia, target pesertanya adalah anak-anak. Sedangkan untuk kuliah Shubuh yang dilakukan secara rutin setiap hari, kata Amlis, lebih banyak menyasar para orang tua. "Kami ingin masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah. Tetapi, kami berharap dari masjid bisa dihasilkan banyak hal untuk menjalani hidup," katanya.

Sederet kegiatan yang digelar Masjid Jami' Sungai Jambu ini, kata Amlis, tak lepas peran serta para perantau yang tersebar di berbagai tempat. Ia menceritakan keringanan tangan para masyarakat perantau itu juga ditunjukkan setiap kali Lebaran tiba. "Alhamdullilah saat shalat Id pada Lebaran kemarin, dana yang berhasil kita kumpulkan sebanyak Rp 42 juta."